PENDEKAR LENGAN TUNGGAL

 


 Wiro Sableng

PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212


Fanfiction By : Amat Sapapah




Dalam Kisah : PENDEKAR LENGAN TUNGGAL


( PESERTA LOMBA CERPEN LOMBA WIRO SABLENG )




[ Iblis-iblis Hutan Jati Ireng ]




SATU




Manakala mentari telah tepat diatas ubun-ubun, sinarnya yang garang seakan redup dan ta mampu menembus kelebatan hutan jati dibawahnya.




Didalam hutan jati yang seluruh pohonnya berwarna hitam itu memang terlihat redup seperti senja hari karena rapatnya pohon-pohon jati tersebut dan berwarna hitam pula entah jati jenis apa, sehingga penduduk setempat memberi nama Hutan Jati Ireng, dahulu para penduduk mengambil manfaat dari pohon jati tersebut, ditebang dibuat peralatan rumah tangga, pohon yang memang besar-besar karena mungkin berusia ratusan tahun, tapi kini sejak beberapa bulan lalu ta ada seorang penduduk pun yang berani menginjakkan kaki lagi dihutan jati ireng tersebut, karena kini didalam hutan tersebut telah bersarang sekelompok manusia jahat, tukang rampok, penculik , pembunuh keji dan kejam, mereka menamakan diri Perkumpulan Iblis Jati Ireng.




Didalam sebuah bangunan rumah yang terbuat dari kayu jati, duduk berkeliling lima orang bertampang angker berusia dari tujuh puluh tahun sampai delapan puluh tahun, mereka semua berpakaian hitam.




"Apa yang terjadi, sudah satu hari lebih kenapa Kundayau belum kembali membawa bahan makanan dan wanita-wanita culikan..." Ucap seorang kakek angker berambut merah.




"Mandala Saputra, aku punya firasat telah terjadi apa-apa dengan mereka..." menyahut kakek angker disebelahnya yang berambut hijau.




Mandala Saputra atau berjuluk Iblis Merah nampak manggut-manggut menanggapi jawaban Iblis Hijau, yang bernama asli Bajang Molah memang kelima kakek tersebut mempunyai julukan sesuai warna rambut mereka, selain Iblis Merah, Iblis Hijau, Iblis Kuning alias Arrey Pemusnah Iblis , Iblis Putih dan Iblis biru mereka juga punya puluhan anak buah yang tidak kalah kejam dengan mereka.




"Keetuaa...aa.a.." disaat itu terdengar suara panggilan dihalaman, maka kelima iblis ini langsung melompat kehalaman depan, dan terlihat seorang laki-laki penuh darah, cepat Iblis Merah mendekati dan membentak.




"Kundayau apa yang terjadi, mana anak buahmu..? Ucap Iblis Merah.




"Ket, ketua, ketika kami berhasil merampok desa dan ingin membawa hasil rampokan dan wanita-wanita, tiba-tiba datang seorang pemuda berbaju hijau berlengan buntung menolong warga , dia sangat sakti kami semua dibunuhnya , tap..tap..tapi aku berhasil kabur..." ucap Kundayau dengan nafas satu-satu, setelah memberi keterangan nyawanya langsung melayang.




"Kurang ajar, aku memang menyirap kabar beberapa bulan ini selain Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Wiro Sableng, ada seorang pemuda berjuluk Pendekar Lengan Tunggal yang lebih sadis dan kejam dari Wiro Sableng dia tidak pernah melepaskan musuhnya dari golongan hitam, tidak pernah memberi ampun, beruntung sekali Kundayau bisa lari sampai kesini.." ucap Iblis Putih dengan suara tergetar.




"Jangan-jangan ini manusia yang telah membunuh murid-murid kita berapa bulan yang lalu, kita harus mencarinya .."ucap Iblis Merah.




"Hahah...hahaaa.....kalian para iblis tidak usah mencari ku, kini aku sudah ada dihadapan kalian, sengahaja anak buahmu kubikin hidup supaya dapat kuikuti sampai kesini ..." belum hilang gema suara tersebut orangnya sudah berdiri dihadapan Lima Iblis Rambut Baja, mereka berlima dalam dunia persilatan berjuluk Lima Iblis Rambut Baja.




Mereka berlima cukup dibuat terkejut dengan kehadiran pemuda tampan berbaju hijau berambut gondrong ini, dipunggungnya terlihat hulu pedang menyembul, dipinggangnya melilit sebuah cambuk berwarna merah berhulu gading.




"Pemuda kunyuk bertangan cacat, berani-beraninya kau mencari mampus membuat urusan dengan Perkumpulan Iblis Jati Ireng dan menghantarkan nyawa kemari, lekas katakan kau punya nama agar tidak mampus penasaran..." Membentak Iblis Putih.




"Haha..Iblis uban, baik aku bernama Pranajaya, berjuluk Pendekar Lengan Tunggal, nah bila sudah tahu lekaslah kalian membunuh diri, atau ingin kugebuk dengan pedang Ekasakti dipunggungku atau dengan Cambuk Api Angin dipinggangku ini..." ucap Pranajaya dengan tenang, bukan main marahnya Iblis Putih disebut iblis uban, seumur-umur belum pernah dihina begini rupa apalagi oleh pemuda cacat dan dihadapan kambratnya pula, maka mukanya langsung kelam membesi siap menerjang kemuka.




"Sabar Iblis Putih, sebentar lagi kunyuk ini bakalan mampus, tapi sebelumnya aku ingin bertanya dulu.." ucap Iblis Merah, maka Iblis Putih tidak jadi terjang kemuka.




"Kunyuk lengan buntung, apakah kau manusianya yang telah membunuh ketiga murid kami beberapa purnama lalu dikotaraja..?" tanya Iblis Merah.




"Apakah yang kau maksud tiga setan rambut jagung muka kepiting rebus yang bergelar Tiga Setan Darah bila memang itu orangnya, maka memang aku bersama kambratku Wiro Sableng yang punya pekerjaan mengirim mereka keneraka haha..ha..haa..." sahut Pranajaya sambil tertawa.




Bukan main marahnya kelima orang kakek iblis dihadapannya.




"Kalau begitu, maka nyawamu tiada ampun, setelah merampas kau punya jiwa baru kami mencari kambratmu Wiro Sableng "berucap Iblis Hijau.




"Aku rasa hal itu tidak akan terlaksana, karna ini adalah terakhir bagi kalian menghirup udara, setelah itu silahkan bernafas didalam neraka haha..." Ucap Pranajaya.




Saking marahnya atas penghinaan yang dilakukan Pranajaya, maka mereka tidak menyahut lagi, melainkan bersuit nyaring, setelah suitan berhenti, maka tiba-tiba dari kedalaman penjuru hutan berhamburan keluar sekitar seratus orang bertampang angker berpakaian hitam, mereka adalah anggota-anggota Perkumpulan Iblis Jati Ireng, pimpinan Lima Iblis Rambut Baja.




"Anak-anak cincang kunyuk gondrong dihadapanmu itu.." memberi perintah Iblis Merah, maka seratus orang dihadapannya mencabut golok masing-masing dan sontak menyerbu kedepan dengan ganasnya.




Pranajaya tidak mau bertindak setengah-setengah, langsung pukulkan pukulan Angin Sewu yang dahsyat, penyerang dimuka berpelantingan jatuh bergedebukan dan menemui ajal, meliat temannya mati, bukannya takut anggota iblis itu malah kembali menyerbu, maka Pranajaya meloloskan cambuk api angin dipinggangnya, senjata sakti warisan Empu Blorok itu ketika diputar menderulah angin panas yang bukan olah-olah kencangnya, selain itu juga mengeluarkan semburan api, suara menggelegar laksana guntur turut membuat suana tambah mencekam ketika cambuk dilecutkan, maka akibatnya tanpa ampun sekitar lima puluh orang anggota iblis tersapu angin panas berpelantingan jatuh ketanah menjadi hitam hangus, hal ini membuat sisa anggota Perkumpulan Iblis Jati Ireng menjadi keder.




Lima Iblis Rambut Baja pun sebentar pucat wajahnya meliat keganasan pemuda gondrong dihadapannya, mereka yang malang melintang dalam dunia persilatan, hari itu hanya dalam dua gebrakan telah melihat anak buahnya menemui ajal lebih dari separo dan ini sangat memalukan serta membuka mata mereka.




 ( Ingin tahu tentang Tiga Setan Darah dan Cambuk Api Angin silahkan baca serial Wiro Sableng ipisode Tiga Setan Darah Dan Cambuk Api Angin )




"Keparat, benar-benar tiada ampun bagimu, ayu kita pesiangi itu kunyuk punya jiwa" berucap Iblis Merah, lalu kelima iblis cabut sebuah golok berwarna hitam dari balik baju masing-masing, lalu terjang kemuka.




"Keluarkan Jurus Pedang Mengurung Iblis Menabas Puncak Bukit Mencungkil Batu Karang " berucap lagi Iblis Merah, mendengar hal ini maka Pranajaya yang dalam pengembaraannya belum pernah menemui jurus yang bernama begitu panjang, sudah pasti lipat gandakan tenaga dalam dan kewaspadaan, sudah tentu jurus yang akan digunakan lawan sangat hebat, hal itu benar adanya, ketika lima kakek itu menyerbu kemuka, empat orang dibawah sementara iblis putih melompat keatas lalu menukik kebawah mengincar ubun-ubun, maka dapat dibayangkan kehebatan serangan ini, Pranajaya putar cambuk api angin untuk melindungi diri dari serangan empat iblis, namun angin dan api yang keluar dari cambuk seakan tersedot habis oleh perbawa lima golok hitam ditangan lawan, tapi patut diakui kalau Pranajaya bukan pendekar sembarangan, secepat kilat ia jatuhkan diri ketanah menghindari dua tusukan dua tebasan lalu berguling ditanah keluar kepungan lawan guna menghindari tusukan Iblis Putih dari atas, setelah agak jauh secepatnya Pranajaya berdiri, lilitkan cambuk api angin kepinggang karna merasa tidak berguna menghadapi lima golok ditangan lawan, lalu ia cabut pedang ekasakti dipunggungnya, secepat pedang dicabut secepat itu pula Pranajaya terjang kemuka lakukan serangan.




Pertarungan hebat pun kembali terjadi, dengan pedang ekasakti, Pranajaya mengamuk hebat, tapi yang dihadapi adalah Lima Iblis Rambut Baja, dapat dibayangkan kehebatannya, dulu sewaktu menghadapi Tiga Setan Darah saja yang murid oleh Lima Iblis ini Pranajaya hampir mati jika tidak ditolong Wiro dan Sekar, apalagi kini menghadapi gurunya bahkan lima orang sekaligus.




Lima jurus dimuka Pranajaya terdesak hebat, belum lagi ternyata rambut dari lima iblis itu dapat menegang kaku laksana baja dan ikut menyerang diantara kilatan golok mereka itulah sebabnya mereka dijuluki Lima Iblis Rambut Baja, memasuki jurus ketujuh Iblis Merah tusukan golok keperut Pranajaya, Iblis Putih sabetkan golok kearah leher, Iblis Hijau dan Iblis Kuning lakukan babatan kearah kaki, sementara Iblis Biru lakukan tebasan kearah tangan kanan Pranajaya yang memegang pedang Ekasakti.




Luarbiasa lima serangan yang sangat mematikan, sesaat lagi Pranajaya akan tercacah - cacah, disaat yang sangat genting itu tiba-tiba terdengar suara siulan aneh dan suara tawa terkikik, lalu terlihatlah cahaya putih berkilat berkeredepan mengarah ke golok hitam ditangan para iblis, terdengar bunyi berdenting nyaring dan ayunan golok pun melenceng dari sasaran, kelima kakek iblis sama gertakan rahang atas adanya manusia yang ikut campur menggagalkan niat mereka membunuh Pranajaya, mereka merasakan tangan-tangan mereka kesemutan dan bergetar hebat, satu pertanda kalau pelempar senjata rahasia berwarna putih perak tadi adalah manusia sakti luar biasa, lima kakek iblis pandangi senjata rahasia yang berserakan ditanah yang ternyata berupa paku-paku perak.




Tempat itu disapu kesunyian sebentar, manakala kakek iblis sadar dari terkesimanya langsung lakukan bentakan.




"Manusia celaka, mencari mati ikut campur urusan orang, lekas keluar dari persembunyian sebelum kubuat celaka, " ujar Iblis Merah membentak garang.




"Hari ini aku saksikan lima kakek bau tanah mengeroyok seorang pemuda cacat, sungguh sangat memalukan hihihiii..." habis suara tertawa dan sahutan, maka dari atas pohon jati melompat turun sosok berpakaian ungu, mendarat dengan limbung hampir roboh, lalu berdiri dengan terhuyung-huyung.




"Hahaa...Kukira setan pelayangan tidak tahunya hanya seorang gadis cantik pemabukan yang mencari gara-gara, lekas sebut kau punya nama sebelum mampus.." bentak Iblis Putih yang memang berangasan.




Dengan langkah terhuyung-huyung gadis cantik baju ungu yang dipunggungnya menyandang bumbung tuak ini maju kedepan lalu berkata.




"Kakek-kakek muka setan, aku Permani alias Dewi Tuak, datang kesini untuk melenyapkan kejahatan kalian dan tentunya mengirim kalian semua keneraka hihihi..." ucap Permani yang ternyata adalah murid dari Suro Lesmono atau Dewa Tuak ingin tahu siapa Permani silahkan baca Wiro Sableng ipisode Rahasia Lukisan Telanjang. ( Diambil murid oleh Dewa Tuak setelah Permani dan Wiro keluar dari goa penyekapan kekasih Permani ).




"Rupanya ada lagi orang gila kesasar yang minta mampus " ucap Iblis Merah, lalu terjang kemuka diikuti oleh empat iblis lainnya, secepat kilat Dewi Tuak ambil tabung bambu dipunggung,lalu gluk, gluk terdengar suara tegukan, lalu dengan langkah terhuyung-huyung Dewi Tuak mainkan jurus 'Langkah Dewi Mabok ' dengan langkah aneh ia mampu mengimbangi setiap serangan lawan, Pranajaya meliat penolongnya dikeroyok begitu rupa mana mau tinggal diam, secepat kilat ia terjang kemuka, maka cahaya putih berkiblat dari sinar pedang ekasakti.




Iblis Merah, Biru dan Hijau berhadapan dengan Dewi Tuak, sementara Iblis Putih dan Kuning, berhadapan dengan Pranajaya, dua orang pendekar muda ini berlaku cerdik mereka bertarung sengaja memisahkan diri, agar Lima Iblis Rambut Baja tidak bisa memainkan jurus andalan jurus Pedang Mengurung Iblis Menabas Puncak Bukit Mencungkil Batu Karang yang perlu persatuan, kini pertarungan berjalan imbang, memasuki jurus yang kelima puluh Pranajaya simpan pedang ekasakti dan cabut cambuk api angin, dengan cambuk api angin ditangan kini dua Iblis Putih dan Kuning mulai terdesak hebat, betapapun mereka menekan Pranajaya, semua dapat dipatahkan oleh Pranajaya, memasuki jurus ketujuh puluh, ketika Iblis Putih tusukkan golok kedada lawan, Pranajaya lecutkan cambuk api angin dalam jurus " Cambuk Membelit Awan " dalam sekejap golok Iblis Putih terbelit cambuk, Iblis Putih berusaha menarik golok coba lepaskan beliatan cambuk, namun dari badan golok yang terlibat cambuk api angin menjalar hawa panas yang bukan olah-olah panasnya, begitu sampai kegagang golok


, maka melolong lah Iblis Putih telapak tangan melepuh hangus, golok terlepas, dari samping Iblis Kuning meloncat tebaskan golok hitam, tapi secepat kilat Pranajaya kibaskan cambuk maka golok hitam milik Iblis Putih yang terbelit ujung cambuk meleset laksana kilat ke arah Iblis Kuning yang sedang menerjang, tanpa dapat dihindari lagi, golok hitam menancap dalam didada Iblis Kuning tembus kebelakang.




"Craab..


"Akkk..




Setelah mengeluh sebentar dan kelojotan Iblis Kuning langsung diam untuk selamanya, begitu pula dengan Iblis Putih rupanya ia tidak mampu menahan racun cambuk api angin yang menjalar dari luka ditangannya langsung kejantung, maka matilah ia dengan tubuh berwarna hitam, sangat mengerikan.




Pranajaya menoleh kearah pertarungan Dewi Tuak dan tiga iblis yang tersisa , nampak Dewi Tuak tenang-tenang saja dengan langkah terhuyung-huyung ia masih mampu mengimbangi tiga iblis itu, bahkan dari mulutnya kadang menyembur tuak kayangan yang bukan sembarang semburan, apabila kena muka akan membuat kulit hancur, mata berlobang dan tentu saja sangat berbahaya, selain itu bumbung tuak ditangannya tiada disangka mampu menangkis setiap tebasan golok lawan tanpa mengalami kehancuran, hal inilah yang membuat tiga iblis keluarkan keringat dingin, kini mereka sudah bertempur seratus jurus lebih tapi tidak ada tanda-tanda dapat merobohkan Dewi Tuak tersebut, jangankan merobohkan menyentuh pakaiannya pun ta sanggup.




Melirik kepada Pranajaya yang telah berhasil membuat kojor kambratnya maka nyali tiga iblis mulai ciut, jangankan pemuda lengan buntung itu ikut campur sedang menghadapi murid Dewa Tuak ini saja mereka sudah kewalahan, apalagi kini mereka sudah kelelahan bertempur ratusan jurus sementara Dewi Tuak masih segar bugar bahkan sambil tertawa-tawa dan sambil meneguk tuak pula.




"Lengan tunggal, jangan ikut campur liatlah sebentar lagi tiga iblis keji ini akan sampai ajalnya " ucap Dewi Tuak ketika meliat Pranajaya ingin melompat kedalam kalangan pertempuran, mendengar hal itu Pranajaya batalkan niat , tapi malah melompat kearah sisa-sisa anggota Iblis Jati Ireng, ketika cambuknya menderu maka dalam berapa kejapan habislah sisa anggota Perkumpulan Iblis Jati Ireng tanpa sisa, memang selama malang melintang Pranajaya tidak pernah memberi ampun kepada setiap golongan hitam yang merugikan.




Bersamaan itu terdengar dua teriakan kesakitan dari Iblis Hijau dan Iblis Biru, Iblis Hijau terkena semburan tuak tepat dimukanya, mukanya hancur kedua biji matanya keluar mengerikan, setelah ambruk dan melolong kesakitan akhirnya tiada berkutik lagi.




Sementara Iblis Biru terhuyung-huyung kebelakang dengan teriakan kesakitan nampak diselusin jalan darahnya menancap senjata rahasia paku perak yang rupanya tadi sambil berkelit dari tusukan golok Iblis Merah, Dewi Tuak semburkan tuak kemuka Iblis Hijau dan lemparkan selusin paku perak ke arah Iblis Biru, tentu saja kedua iblis tersebut ta mampu lagi menghindar karna diserang dalam jarak yang sangat dekat dan tiada diduga-duga.




"Bangsat hina dina aku akan mengadu jiwa dengan kau..." teriak Iblis Merah setelah meliat kematian seluruh kawannya dan anggotanya, selesai teriakannya ia langsung terjang kemuka lakukan empat tusukan lima tebasan enam tendangan ke arah Dewi Tuak, tapi yang diserang ganda tertawa dengan gerakan limbung Dewi Tuak hindari semua serangan lawan, sebaliknya Iblis Merah yang dilanda kemarahan tiada lagi memperhitungkan pertahanannya sendiri dan ini tentu saja sangat merugikan dirinya.




Ketika semua serangan dahsyat lewat, Dewi Tuak melompat keatas lalu menukik tajam dan bumbung tuak nya menderu kearah kepala Iblis Merah yang terbuka tanpa perlindungan lagi, Iblis Merah coba jatuhkan diri ketanah, tapi terlambat.




"Praak...




Terdengar suara berderak ketika bumbung tuak sakti menghantam kepala Iblis Merah, membuat kepala itu rengkah hancur dengan otak berhamburan, maka melayanglah nyawa tokoh hitam tersebut sebelum sempat badannya jatuh ketanah.




Pranajaya menghampiri Permani untuk mengucapkan terima kasih.




"Terima kasih Dewi Tuak atas pertolonganmu, sungguh aku berhutang budi dan nyawa padamu nisanak.." ucap Pranajaya.




"Hihiii..lupakan soal hutang dan budi Pranajaya, sudah seharusnya kita sesama golongan saling tolong menolong, bukankah begitu..."ucap Permani sambil teguk tuak kayangan.




"Sungguh beruntung Dewa Tuak punya murid sepertimu Permani,.." ujar Pranajaya, keduanya tersenyum lalu masing-masing meleset meninggalkan tempat itu untuk kembali berpetualang membasmi angkara murka menegakkan keadilan, membela orang-orang lemah yang tertindas dan terzolimi.




------------------- T A M A T ------------------




 *


* *




WARNING : 


Cerita ini Hanya untuk hiburan semata.


Dipersembahkan Khusus untuk seluruh pengemar serial wiro sableng pendekar kapak maut naga geni 212. Karya Bastian Tito.



0 comments:

Post a Comment