BIDADARI PEMIKAT SUKMA



Wiro Sableng

PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212

Fanfiction By : Scudeto Ban 

Dalam Kisah : BIDADARI PEMIKAT SUKMA

( PESERTA LOMBA CERPEN WIRO SABLENG )

SATU

Kawasan Telaga Sarangan sebelah barat, yang hanya ditumbuhi tumbuhan perdu, karena di bagian itu adalah kawasan berbatu, sehingga tidak ada pohon besar yang tumbuh.


Bulan purnama yang sudah muncul sejak waktu maghrib tadi, memancarkan cahayanya ke seluruh kawasan telaga, menciptakan suasana yang sangat indah dan membuat hati menjadi tentram bila memandangnya.


Duduk disebuah batu yang agak tinggi, Kakek Segala Tahu, sejak tadi berkali-kali menggerakkan kaleng rombengnya, menimbulkan suara berkerontangan yang memekakkan telinga.


Disebelah kiri Kakek Segala Tahu, berdiri seorang gadis berpakaian serba hitam agak ketat sehingga membentuk sosok tubuhnya yang indah menawan. Rambutnya yang panjang bergelombang dan mahkota yang tersemat dikepalanya menambah kecantikannya. Apalagi cahaya terang bulan purnama menerpa wajah itu, sungguh anggun mempesona. Dalam rimba persilatan dia dikenal sebagai Ratu Duyung.


Di depan dua orang itu, berdiri Eyang Sinto Gendeng dan muridnya, Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.




Sekali lagi, Kakek Segala Tahu goyangkan kaleng rombengnya. Kali ini suaranya sangat keras, kemudian dia berkata.


"Wiro...dengarkan baik-baik apa yang akan aku katakan".




Hening sebentar, menunggu apa yang akan diucapkan Kakek Segala Tahu. Eyang Sinto Gendeng yang mulutnya biasa nyerocos tidak karuan, kini diam membisu, menandakan ada sesuatu yang sangat penting.


"Dua ratus lima puluh tahun yang lalu, Kyai Ageng Sukmolilo, kakek guru dari Kyai Gede Tapa Pamungkas mengalahkan seorang wanita sakti setengah siluman yang bernama Dewi Sekar Nirwani bergelar Bidadari Pemikat Sukma dan mengurungnya dalam gua didasar Telaga Sarangan ini. Pintu ghaib yang menutupi gua itu hanya bisa bertahan selama dua ratus limapuluh tahun. Dan kabar ghaib yang kuterima, malam inilah pagar ghaib itu akan punah. Dunia persilatan Tanah Jawa akan dilanda bencana besar bila Bidadari Pemikat Sukma berhasil keluar dari Telaga Sarangan, karena wanita siluman itu tidak bisa dikalahkan bila sudah ada di daratan. Dia hanya bisa dikalahkan didalam air. Celakanya, justru di dalam air itulah kesaktiannya berlipat-lipat."




Wiro garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.


Plak!! Eyang Sinto menggampar pipinya.


"Dengarkan sungguh-sungguh!" bentak sang guru.


Sang murid nyengir saja digambar sang guru, "Iya nek...iya..." jawabnya


"Hanya pemuda yang mewarisi ilmu dari Kyai Ageng Sukmolilo yang mampu mengalahkannya dan itu adalah kamu Wiro. Tapi mengalahkan wanita siluman itu, ilmu keaaktian saja tidak cukup, kau harus cerdik dan keberuntunganmu bisa menentukan.




"Bukan itu saja!" tiba-tiba ada suara menyahut.


Seorang laki-laki sangat tua telah hadir disitu beserta seorang gadis yang tampak samar-samar ujudnya.


"Kyai Gede Tapa Pamungkas" kata Kakek Segala Tahu.


Sinto Gendeng mendekatinya dan menyalami penuh takzim, "Guru...terimalah hormatku"


"Bunga..." seru Wiro ketika melihat sosok gadis dari alam roh yang datang bersama Kyai Gede Tapa Pamungkas.




"Waktu kita tidak banyak, akupun akan segera pergi lagi, pesanku padamu Wiro. Keimananmu pada Gusti Alloh yang akan menyelamatkanmu dan kelemahan Bidadari Pemikat Sukma karena dia tidak mempunyai iman. Waktuku habis aku harus pergi, segeralah kau masuk ke dalam Telaga Sarangan. Kalian orang tua-tua segera pergi, cepat!"


Habis berkata seperti itu, kyai sepuh guru Sinto Gendeng berkelebat meninggalkan tempat itu diikuti Kakek Segala Tahu dan Sinto Gendeng tanpa berkata apa-apa.


Tiba-tiba Ratu Duyung membalikkan tubuhnya membelakangi Wiro Sableng.


Pendekar 212 akan berkata, tiba-tiba Bunga sudah berdiri dihadapannya, "Wiro...aku akan memberikan Ilmu Raga Tirta, agar engkau bisa bergerak didalam air, seperti bergerak didaratan".


Tiba-tiba Bunga memeluk Wiro dengan penuh perasaan. Wiro merasakan ada sesuatu yang memasuki tubuhnya. Ada rasa nyaman dan damai yang membuat Wiro memejamkan matanya. 


Ketika Wiro membuka matanya, tiba-tiba sosok Bunga lenyap dari pelukannya.


Kini tinggal Wiro dan Ratu Duyung ditempat itu. Sang pendekar baru mengerti kenapa Ratu Duyung tadi membelakanginya. Pasti karena tidak ingin melihat dia berpelukan dengan Bunga.


Ketika Ratu Duyung kembali membalikkan badannya sehingga mereka kembali berhadap-hadapan, Wiro Sableng cengar-cengir sambil garuk-garuk kepala. Apalagi ketika Ratu Duyung berjalan mendekatinya sambil sunggingkan senyum yang manis sekali.


Kini mereka berdiri berhadapan sangat dekat, sampai-sampai Wiro bisa merasakan hembusan nafas Sang Ratu Duyung.


"Wiro...aku akan memberimu Ilmu Segara Tembus, yang dengan ilmu itu, kamu bisa melihat, bisa mendengar dan bisa bernafas didalam air seperti ikan, bersiaplah!"




Dua tangan Ratu Duyung memegang pundak Wiro Sableng kiri - kanan dan betapa kagetnya Wiro ketika secara tiba-tiba bibir Ratu Duyung mengecup bibirnya.


"Cup!!!"


Dari pertemuan bibir itu ada tenaga ghaib yang memasuki tubuhnya lewat bibir Sang Ratu.


Sedangkan dari mata Ratu Duyung memancar cahaya biru terang menembus mata Wiro Sableng. 


Cukup lama hal itu terjadi dan ketika Wiro mulai sadar, secara naluri, bibirnya melumat lembut bibir Ratu Duyung dan gadis cantik itu membalasnya.


"Tuk!!!" 


Entah siapa yang melempar, yang jelas ada kerikil mengenai kepala Wiro, membuatnya sadar. Ratu Duyung tersipu malu dan segera berkelebat meninggalkan tempat itu. 




Dalam terangnya cahaya bulan purnama, tba-tiba Wiro melihat air Telaga Sarangan mulai bergolak. Wiro Sableng siap menceburkan diri ke dalam telaga. Walaupun sedikit ragu, akhornya dia melompat juga ke dalam telaga.


"Byuurrr!!!"


Tubuh Wiro lenyap ke dalam air Telaga Sarangan. "Gusti Alloh Maha Besar, benar apa yang dikatakan Ratu Duyung, aku bisa bernafas dan melihat dalam air seperti ikan, walaupun saat ini gelap. Apa itu...?"




Wusss... !!!


Ada serangkum gelombang yang sangat kuat dan cepat akan menabraknya. Untung Wiro sempat menghindar.


Gelombang itu datang kembali sangat cepat, Wiro tidak berani ambil resiko, dia kerahkan semua tenaga dalam menahan gempuran gelombang yang belum diketahui apa dan siapa.


Bruusss...!!! Dua kekuatan tenaga dalam berbenturan di dalam air, membuat air telaga seakan diaduk-aduk tangan raksasa.


Akibat benturan tadi, tubuh Wiro terdorong seperti terbang dalam air, begitu juga gelombang yang menyerangnya.


Lamat-lamat Wiro mendengar suara wanita bersuara, "Sukmolilo kaukah itu? Hihihi...apakah kau masih hidup untuk menerima pembalasanku? Hihihi..."


Dalam keremangan air telaga, Wiro melihat jelas sosok yang tadi menyerangnya dan Wiro benar-benar tergetar hatinya melihat pemandangan di depannya.


Seorang wanita yang cantik jelita dengan rambut hitam sangat panjang ada di depannya seakan terbang, karena mengambang di dalam air. Yang membuat Wiro terpana dan tergetar hatinya, bukan saja kecantikan wanita itu, tapi keindahan tubuhnya yang tidak tertutup apa-apa alias telanjang bulat.


"Hihihi....anak muda yang gagah, kau pasti keturuan dari perguruannya Sukmolilo. Kau ikutlah dengan aku, menjadi pengikutku dan akan kuberikan surga dunia untukmu hihihi..."


Wanita itu berenang mendekati Wiro yang sedang terpesona dengan pemandangan di depannya. 


Ditelinga Wiro terngiang pesan Kyai Gede Tapa Pamungkas, "Yang menyelamatkanmu hanyalah keimananmu dan kelemahan Bidadari Pemikat Sukma adalah dia tidak punya iman".


Ingat hal itu Wiro segara pejamkan mata, disaat yang sama wanita siluman itu menyerang kepalanya. Wiro walaupun matanya tertutup tapi tahu bahaya yang datang. Dia menghindar dengan cepat dan membalas dengan Jurus andalannya, Kunyuk melempar buah.


Segera terjadi pertarungan yang hebat di dasar Telaga Sarangan. Jurus demi jurus dikeluarkan, pukulan sakti dan berbagai ajian dilancarkan Wiro, mulai Pukulan Sinar Matahari, Benteng Topan Tindih menindih, Sepasang Pedang Dewa. Juga jurus Orang Gila menggebuk Lalat warisan Tua Gila. Semua dilakukan dengan mata tertutup.


Bidadari Pemikat Sukma benar-benar sangat sakti, semua ilmu kesaktian yang dikeluarkan Wiro bisa dilawannya. Tapi wanita itupun belum mampu mendesak Wiro sableng, 


Akhirnya dia kerahkan Ilmu Pemikat Sukma yang membuat Wiro ingin membuka matanya karena ada dorongan birahi yang sangat kuat.


Tapi Wiro selalu ingat pesan Kyai Gede Tapa Pamungkas.


Berkat ilmu Raga Tirta pemberian Bunga, maka Wiro bisa bergerak leluasa di dalam air. Akan tetapi dia merasa bajunya membuat gerakannya kurang leluasa.


 Tiba-tiba Wiro bergerak menjauh, dan segera membuka bajunya, kemudian mencabut senjata saktinya, Kapak Naga Geni 212.




Melihat pemuda lawannya melepaskan baju, sehingga menampakkan tubuh yang tegap dan kekar berotot yang tampak menggairahkan, Bidadari Pemikat Sukma ganti terpesona, seketika syahwatnya melonjak-lonjak tidak terkendali. Dia bergerak mendekati Wiro, tidak untuk menyerang, tapi bermaksud memeluk Wiro, "Cah...bagus, kesini peluk diriku, aku akan memberikan semuanya untukmu".




"Kelemahannya karena tidak punya iman" demikian pesan Kyai Gede Tapa Pamungkas.


Begitu Bidadari Pemikat Sukma sudah dekat, tiba-tiba terdengar suara mengaung seperti suara ribuan tawon. Kapak Naga Geni berkelebat sangat cepat, seperti seberkas cahaya berkelebat. Disaat berikutnya senjata sakti itu membabat tubuh indah milik Bidadari Pemikat Sukma. 


Breessss....!!!!


"Aaaaaakkhh......!" jeritan memilukan keluar dari mulut wanita siluman itu yang tubuhnya terpotong melintang dari pundak kiri sampai pinggang sebelah kanan.


Air Telaga Sarangan bersemu merah karena bercampur darah.


Wiro Sablemg muncul disekitar air yang bercampur darah itu. Dia kemudian berenang ke tepi, dimana Kakek Segala Tahu dan Eyang Sinto Gendeng berdiri menunggu.


"Mana Ratu Duyung nek? tanya Wiro setelah dekat gurunya.


"Ada apa kau mencarinya??? Mau minta cium lagi hah?" bentak Sinto Gendeng.


Yang dibentak cuma cengengesan.




--------------------- T A M A T -----------------------




 *


* *




WARNING : 


Cerita ini Hanya untuk hiburan semata.


Dipersembahkan Khusus untuk seluruh pengemar serial wiro sableng pendekar kapak maut naga geni 212. Karya Bastian Tito.



0 comments:

Post a Comment