Tengkorak Lembah Jahannam

 


Wiro Sableng

PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212

Fanfiction By : Dewi Dalam Pasungan 


Dalam Kisah : TENGKORAK LEMBAH JAHANAM

( PESERTA LOMBA CERPEN WIRO SABLENG )


SATU


"huahaha.... suara tawa menggelegar mengejutkan orang orang yg sedang berada dipasar.

orang orang yg terkejut lari berhamburan menjauh ketika sesosok manusia tengkorak muncul dengan pedang peraknya.

manusia tengkorak berjubah hitam itu meliar menatap setiap orang yg ada disitu. Seolah olah sedang mencari seseorang.

Sekali lagi tawanya membahana membuat mereka yg sudah takut menjadi lebih ketakutan lagi.


tiba tiba dia berteriak dengan lantangnya... "manusia manusia jahanam beritahu aku dimana beradanya pendekar kapak maut naga geni 212...!!?"

sambil terus matanya mencari cari sosok yg dimaksud.


orang orang yg berada dipasar tidak berani bersuara mereka ketakutan melihat sosok berjubah hitam yg menyeramkan itu.


"dasar manusia manusia bodoh, ditanya malah meringkuk seperti cacing tanah, bedebah jahanam kalian semua .." bentak si jubah hitam.


dia melangkah mendatangi seorang lelaki tua yg sedang meringkuk ketakutan sambil mengayunkan pedangnya, "sreett, tinggal seujung kuku lagi akan mengenai leher lelaki tua itu tiba tiba sebuah ranting membuat pedang sijubah hitam melanting ke atas.


Betapa terkejutnya si jubah hitam seketika karena pedangnya terdorong cukup keras.


"Manusia bedebah jahanam siapa kau..." bentaknya dengan keras.


Berdiri dihadapannya sesosok perempuan berambut pirang berwajah jelita. Sesaat dia terpesona melihat kecantikan perempuan itu. 

"Siapa perempuan ini, aku seperti pernah mendengar ciri cirinya.." guman sijubah hitam dalam hati.


"Siapa aku itu tidak penting, yang jadi pertanyaan ku apa urusan mu membuat onar didesa ini dan apa juga urusan mu mencari pendekar kapak maut naga geni 212.." kata perempuan berambut pirang itu.


Dengan tertawa pelan sijubah hitam berkata.... "Wahai perempuan cantik, urusan ku disini bukan menjadi urusan mu dan urusan ku mencari pendekar kapak maut naga geni 212 juga bukan urusan mu pergilah menjauh dari sini.


"Tempat ini tidak cocok untuk perempuan secantik dirimu.." ucap si jubah hitam dengan senyum nakalnya.


"Manusia setan... " bentak perempuan berambut pirang dengan emosinya.

"Aku berada disini karena kau yg jadi urusannya... lanjutnya sambil mempersiapkan kuda kudanya.


Melihat perempuan berambut pirang dengan kuda kudanya sijubah hitam pun mempersiapkan pedang peraknya.


Dengan gesit perempuan rambut pirang menghujamkan ranting ditangannya siap untuk menusuk tenggorokan sijubah hitam.


Sijubah hitam membuat putaran setengah lingkaran untuk menangkis ranting tersebut sekaligus mengeluarkan jurus pedang perak menelan bumi.

"Ciatt hiatt ranting patah berkeping keping.


Perempuan berambut pirang merasakan tangannya kesemutan.


Dalam hati perempuan berambut pirang menyebut jurus si jubah hitam. "Pedang perak menelan bumi..."

"Apakah dia Pangeran Banyu biru alias Bulus biru alias Tengkorak lembah jahanam...??

Bertanya tanya dia dalam hati.

Dengan kerasnya perempuan berambut pirang berkata... "Apakah kau Pangeran Banyu biru yang berasal dari Kerajaan tanah tak bertuan atau lebih tepatnya lagi negri ginseng...!??"


Mendengar ucapan itu betapa terkejutnya sijubah hitam, dia tidak mengira kalau perempuan berambut pirang itu mengetahui siapa dirinya.

Sudah cukup lama dia menyembunyikan siapa dia sebenarnya.


Dengan senyum miris sijubah hitam berkata..

"Bidadari Angin Timur, ternyata aku cukup terkenal hingga kau dapat mengenali jurus andalan ku...."

"Iya, kau benar aku Pangeran Banyu Biru dari negri ginseng kerajaan tanah tak bertuan.."

Apakah kau takut dengan jurus ku sehingga kau mampu mengenaliku dan mengetahui siapa aku..."

Dengar wahai, perempuan aku tidak perduli kau tahu siapa aku, yang aku perdulikan hanya satu dimana beradanya cecenguk Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 atau Wiro Sableng berada, aku ingin membuat perhitungan dengannya..."


Mendengar ucapan sijubah biru , mendidihlah darah Bidadari Angin Timur.

Dengan ketus dia berkata.. 

"Urusan apa kau ingin membuat perhitungan dengan Wiro...!??"

Apa kau punya permusuhan dengannya...??" tanyanya lagi.


"Kening sijubah hitam berkerut, lalu diapun berkata: "bajingan itu telah membunuh saudara angkatku."


"Siapa, sahut Bidadari Angin Timur.


Dengan lantang sijubah hitam menjawab...

"Pangeran Matahari..."


DUA


Bidadari Angin Timur langsung tertawa sambil berkata: "hebat ternyata kau bersaudara dengan Pangeran Matahari, pantas saja kalian berdua sangat mirip sama sama manusia bajingan, hahaha.." Bidadari Angin Timur melanjutkan tawanya .


Mendengar tawa Bidadari Angin Timur yg begitu renyah membuat Bulus biru sesaat terpesona, namun saat itu juga dia menepisnya dan langsung membentak.


"Apa yang kau tertawakan perempuan pirang, apa kau merasa lebih hebat dari kami..."!??

Atau kau mulai takut padaku hahahaha..." Bulus biru tertawa dengan sombongnya.


"Puaahh, apa kau mengira aku takut padamu atau pada pangeran anom, tidak sepuluh orang seperti kalian aku sanggup melawannya jawab Bidadari AnginTimur sambil berkacak pinggang.

Tapi dia juga meragu apa dia mampu melawan Bulus biru sebab dari kabar yang dibawa angin tengkorak lembah jahanam memiliki satu ilmu yg sampai sekarang belum ada tandingannya yaitu cincin membawa petaka. Dan dia melihat jari jari bulus biru tidak ada satupun cincin yg melingkar.


"Sekali lagi aku bertanya pada mu bidadari angin timur dimana keberadaan Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212..." Aku tidak mau membuang waktuku hanya untuk orang seperti mu... berkata bulus biru sambil mengelus dagunya.


"Kau bertanya maka makan pukulan ku ini, selarik angin berhembus menghantam kearah bulus biru.


Dengan sigap bulus biru membalas pukulan itu dengan selarik cahaya biru redup yg berbau pohon Cendana. Ternyata bulus biru telah mengeluarkan senjata andalannya cincin membawa petaka yg mengandung racun yg sangat jahat.


Bidadari Angin Timur menahan nafas agar tidak menghirup asap yg keluar dari cahaya biru itu.

Namun dia terlambat asap biru yg keluar dari cincin itu terhirup olehnya dan membuat dia menjadi sempoyongan.


Namun sebelum dia terjatuh ketanah satu bayangan hitam menyambar tubuh bidadari angin timur dan membawanya berlari kencang.


"Jahanam kurang ajar siapa kau.." teriak bulus biru sambil melepaskan pukulan berbentuk angin membulat.

Bayangan hitam yg memanggul bidadari angin timur menangkis dengan pukulannya sambil dia berteriak: "Pangeran Banyu biru alias Bulus Biru alias Tengkorak lembah jahanam kalau kau ingin tahu siapa aku datanglah kekaki gunung gede purnama kesebelas hari kesepuluh, akan kusiapkan satu lubang untuk mengubur jasad tengkorakmu ingat purnama kesebelas hari kesepuluh hahahaha..." 

Suara itupun berangsur angsur menghilang terbawa angin.


"Bajingan jahanam siapapun kau akan kukejar sampai keujung manapun karena aku adalah Tengkorak lembah jahanam membalas bulus biru sambil berteriak.


Dengan memaki panjang pendek bulus biru memungut pedang peraknya dan berlari meninggalkan pasar yg sudah senyap sejak tadi.

Berjalan dia kearah timur menuju sebuah hutan yg cukup lebat.


Sambil menghela nafas dia duduk dibawah pohon besar yg sangat tinggi menjulang. "Hari sudah larut malam, besok akan kucari kembali Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 sambil menunggu hari kesepuluh purnama kesebelas.." ucapnya dalam hati.


Dengan memicingkan matanya dia terbayang kembali kala dia masih berada di Kerajaan Tanah tak Bertuan. Kerajaan tempat dia dibesarkan dan dilatih untuk jadi pendekar tangguh. Kerajaan yg seharusnya menjadi miliknya karena dialah Pangeran yg akan menggantikan Putra Mahkota yg sakit sakitan menjadi Raja 


Namun dia rela meninggalkannya hanya demi keinginannya untuk bebas tanpa terikat aturan kerajaan.


Matahari baru saja terbit dan kicauan burung bersahut sahutan membangunkan Bulus Biru dari tidurnya.

Matanya memicing melihat matahari yg sudah mulai tinggi.

"Huahh, sambil mengucak ngucak matanya dia bangkit dan berdiri, menoleh kearah selatan. 

"Perjalananku masih jauh dan aku masih harus mencari bedebah jahanam Wiro Sableng. Tapi aku mau mencuci muka dulu.." gumannya dihati.


Setelah beberapa tombak berjalan akhirnya dia menemukan sungai jernih beraliran cukup deras. Setelah melihat kekanan dan kekiri bulus biru melepas jubah dan juga melepas penutup wajah yg selama ini dia pakai berbentuk topeng tipis seperti kulit dan terlihatlah wajah seorang pemuda berparas rupawan berkulit putih seperti perempuan.


Siapa yg menyangka kalau ternyata Tengkorak Lembah Jahanam adalah seorang pemuda yg masih muda yg selama ini menyembunyikan wajahnya dibalik topeng 

Dia membasuh wajahnya dan merasakan kesejukan air sungai.


Namun tiba tiba satu suara mengejutkannya.


"Wahai, Pangeran Banyu Biru tidak disangka ternyata kau memiliki wajah begitu rupawan yg mampu memikat hati, suara itu berkata sambil tertawa merdu.


Bulus biru yg sangat terkejut langsung 


mengambil topeng dan menutup wajahnya hingga

terlihat sosok tengkorak yg sangat menyeramkan.


Suara yg berkata tadi ternyata milik seorang perempuan berparas biasa dan berpenampilan sangat sederhana. Dia mengenakan baju terusan berwarna biru muda dengan celana putih sebatas betis. Perempuan itu tersenyum dan berkata: "Bulus biru, aku tahu siapa kau, kau datang dari negri yg sangat jauh, negri ginseng. Negri yg kata mereka menyimpan banyak misteri dcn salah satunya adalah dirimu.


Bulus biru alias Tengkorak lembah jahanam terdiam menatap perempuan yg ada dihadapannya. Sesaat dia tidak mampu berkata kata seolah olah dia tunduk pada tatapan mata perempuan itu.


Namun akhirnya dia berkata: " siapa kau dan sedang apa disini....!??" 


Perempuan berbaju biru itu tertawa pelan lalu berkata: "siapa aku, aku juga tidak tahu,


"Namun orang orang memanggilku Sekar dan aku sedang mencari mawar hitam yg katanya banyak tumbuh disekitaran hutan ini.." Sekar berkata dengan tersenyum.


Membuat bulus biru tidak mampu berkata kata. Dia mematung dan membisu menatap Sekar.


Lalu Sekar berkata: "Pangeran Banyu biru aku pergi dulu karena aku harus mencari mawar hitam. Kelak nanti kita pasti bertemu kembali." 

Sekar menjura lalu berlari sekencang angin, dan hilang dikerapatan pohon pohon yg menjulang tinggi.


Bulus biru tidak berkata sepatah katapun dia tidak bergeming dari tempatnya dan hanya diam mematung menatap perginya Sekar 

"Ada apa denganku, mengapa jantungku berdegup sangat kencang..." bulus biru berkata dalam hatinya 

Tapi dengan cepat dia menepis perasaan itu lalu bersiap siap untuk beranjak pergi.


Waktu yang dikatakan oleh sibayangan hitam tempo hari telah tiba hari kesepuluh purnama kesebelas dikaki gunung gede. Bulus biru berlari dengan lincahnya diantara bebatuan dan semak semak berduri. Dia telah sampai ditempat yg ditentukan sibayangan hitam dan disitu dia melihat satu lubang seukuran tubuh manusia dewasa, 

Bulus biru menolehkan pandangannya kesegala penjuru mata angin namun orang yg menantangnya tak juga terlihat.

Sementara matahari sudah lama tenggelam dan malampun semakin pekat. Bulus biru berguman dihatinya: " kenapa bayangan hitam itu tidak juga muncul padahal hari sudah semakin malam, apa dia tidak berani datang memenuhi undangannya sendiri.." 

Bulus biru berjalan ketempat yang jauh lebih gelap agar tidak terlihat oleh siapapun dan saat dia menyusuri jalan setapak yang ada dihadapannya betapa terkejutnya dia melihat seorang perempuan duduk tenang disalah satu batu besar yg ada disitu. Dan lebih terkejutnya dia ternyata perempuan itu adalah Sekar perempuan yang tempo mengejutkan dia disungai perempuan yg berlari kehutan untuk mencari mawar hitam.


Sekar tersenyum melihat kedatangan Bulus biru lalu berucap: "kau sudah datang Pangeran..!??"


TIGA


Bidadari Angin Timur tersenyum sambil menatap Sekar. Lalu dia berkata: "seperti inilah adanya bila seseorang itu sudah mulai dekat dengan kematiannya..." 

"Berbicarapun sudah mulai gugup seakan akan ingin mencari alasan untuk kabur..." 


Mendengar ucapan Bidadari AnginTimur mendidih darah bulus biru , wajah tengkorakny berubah menjadi begitu seram dan menakutkan. Dengan sigap dia mengerakkan jarinya dan selarik cahaya biru redup keluar menyambar tubuh Bidadari AnginTimur.


Namun dengan sangat cepat Bidadari AnginTimur meliuk kan tubuhnya menghindari cahaya tersebut 

Dengan membungkuk dia mengeluarkan jurusnya untuk menangkis cahaya tersebut, namun apa daya cahaya biru redup itu tidak dapat dibendung oleh pukulan Bidadari AnginTimur. 

Sesaat lagi cahaya biru redup itu akan menabas pinggangnya satu bayangan hitam datang dan menangkis cahaya biru redup yg keluar dari cincin pembawa petaka milik tengkorak lembah jahanam .

Sosok bayangan hitam itu berdiri dengan wajah pucat pasih dan tubuh yg dipenuhi asap. Kipas yg dipakai sibayangan hitam untuk melindungi Bidadari AnginTimur robek besar dan patah. 


Betapa terkejutnya Bulus biru ketika melihat siapa yg ada dihadapannya. Ternyata dia adalah Sekar yg mengenakan baju hitam sampai menutupi tapak kakinya.


Namun apa yg dilakukan Sekar ternyata hanya tipuan belaka sebab Sekar membiarkan telapak tangan Bulus biru menebas lehernya dan prakkk terdengar retakan tulang leher yg patah. Sekar jatuh terkulai dan terhempas tanpa berdaya.


Bidadari Angin Timur kembali berteriak penuh amarah dan berlari menyerang Bulus biru namun tiba tiba suara angin seperti topan mendorong Bidadari Angin Timur hingga terjatuh.


Sebuah suara berteriak sambil berkata: " Bidadari AnginTimur dia bukan tandinganmu, serahkan dia padaku..."


Disusul dengan siulan nyaring yg memekakkan telinga.

Bulus biru yg perhatiannya terpecah betapa kagetnya dia ketika berdiri dihadapannya sosok pemuda berbaju putih dengan jarahan 212 di dadanya sambil melintangkan kapaknya. Dia adalah Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 yg selama ini dicarinya.


Dengan bentakan keras Bulus biru berteriak: " manusia jahanam akhirnya kau muncul juga mengantarkan nyawa.


EMPAT


Dengan sigapnya Bulus biru mengacungkan jarinya mengeluarkan cahaya biru redup yg 

berbau Cendana dan sangat mematikan.


Wiro pun tidak mau kalah dia mengeluarkan jurus pukulan sinar matahari yg sangat terkenal. Dua cahaya biru dan putih bergelut diudara seperti naga. Dan terdengarlah suara dentuman yg sangat keras.


Bidadari AnginTimur terhempas jatuh karena kedahsyatan dua pukulan sakti itu, sedang Bulus biru terbungkuk muntah darah sementara Wiro masih berdiri walaupun sedikit goyah.

Cepat cepat bulus biru mengatur jalan nafasnya dan mulai menyerang. Dikeluarkannya pedang perak yang juga jadi andalannya .


Sementara Wiro juga tidak mau kalah dia juga telah memegang kapak maut naga geni 212 ditangan kanannya. 


Teriakkan bulus biru menggelegar " Hiaattt, sambil dia mengayunkan pedang peraknya sedangkan Wiro menangkisnya dengan kapaknya terdengarlah bunyi dua senjata beradu.

Bulus biru mundur menjauh merasakan tangannya kesemutan dan dia melihat ujung pedangnya telah somplak.

Dia mulai lagi bergerak dengan gesit sambil mengeluarkan cahaya biru redup dari cincin pembawa petaka. Sedangkan Wiro tidak lagi memberi ampun pada Bulus biru. Dengan mengeluarkan pukulan sinar matahari dari tangan kirinya untuk menangkis cahaya biru redup dari cincin bulus biru Wiro juga mengayunkan Kapak Maut Naga Geni 212 dan crasss terdengar teriakan histeris Bulus biru yg menggenggam tangannya yg berdarah.

Cincin pembawa petaka hancur lebur dihantam Kapak Maut Naga Geni 212. Rasa sakit serta perih yg tidak tertahankan membuat bulus biru jatuh terduduk.


Dia menatap dengan penuh amarah pada Sang Pendekar.


Ingin rasanya dia membunuh Wiro saat itu namun dia sudah tidak berdaya apa apa lagi.


Wiro Sableng datang mendekatinya lalu berkata .. "aku tahu apa maksudmu mencariku tapi aku tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting yang harus kau lakukan sekarang adalah mengubur Sekar dilubang yg telah dibuatnya untuk mengubur dirinya sendiri. Dan aku rasa kau pasti mengenal Sekar dengan sangat baik " Wiro berdiri sambil menepuk bahu Bulus biru. 

"Baiklah sobat aku pergi dulu jaga dirimu baik baik dan kuharap bila kelak kita bertemu kembali kau sudah bisa melupakan dendamnu dan kita bisa bersahabat dengan baik." Wiro menjura lalu menarik tangan Bidadari AnginTimur berlari pergi kearah selatan.


Sementara itu Bulus biru hanya bisa terdiam menahan rasa sakit pada tangannya sambil dia menatap tubuh Sekar yang telah kaku. Dia tidak dapat membendung airmatanya hatinya begitu perih bagai tersayat pisau.


------------------------ T A M A T -------------------


 *

* *


WARNING : 

Cerita ini Hanya untuk hiburan semata.

Dipersembahkan Khusus untuk seluruh pengemar serial wiro sableng pendekar kapak maut naga geni 212. Karya Bastian Tito.


0 comments:

Post a Comment